Kenalkan Keroncong pada Milenial, Indra Utami Tamsir Rilis Album Langgam Jawa Sutra Dewangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi keroncong Indra Utami Tamsir merilis album baru bertajuk Sutra Dewangga. Perilisan album ini bertujuan agar generasi muda mengenal jenis musik tersebut.
Indra Utami Tamsir atau akrab diakrab IUT adalah satu dari beberapa penyanyi keroncong yang masih eksis di Indonesia. Itu sebabnya, IUT merasa harus menjaga musik keroncong langgam Jawa agar tidak punah, terus bertahan di industri musik nasional, dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi milenial.
Sutra Dewangga adalah album kelima IUT setelah sebelumnya pernah merilis album Pengantin Agung (2012), Nggayuh Katresnan (2013), Wanita (2016), dan Mustika Indonesia (2018).
Dari sembilan lagu di album Sutra Dewangga, tujuh lagu liriknya ditulis sendiri oleh IUT. Sementara keseluruhan musiknya diaransemen oleh Budi L Tandang. Bersama Budi pula, kolaborasi mereka saat menelurkan album Nggayuh Katresnan diganjar AMI Award 2013, khususnya untuk IUT yang memperoleh penghargaan Penyanyi Keroncong Terbaik.
IUT bercerita, awalnya ia ingin memproduksi dua lagu saja tahun ini. Namun chemistry dari kolaborasinya dengan Budi ternyata mampu menghadirkan tujuh lagu baru lain sehingga total sembilan lagu ada dalam album Sutra Dewangga. Di antaranya Kayungyun, Kembang Impen, Cincin Emas, dan Ngelayun Esem yang notasi serta aransemennya ditulis oleh Budi.
Selain itu, ada juga lagu Embun Khayangan, Ngeronce Asmoro, Lintang Sore, Tembang Tresno, dan Pengen Nyanding. Lagu-lagu dalam album Sutra Dewangga itu menghadirkan nuansa yang baru, yakni bertempo lebih cepat dan ceria serta bercerita tentang perasaan bahagia saat jatuh cinta.
Menurut IUT, perilisan album ini terinspirasi dari keberhasilan lagu-lagu berbahasa daerah dalam merebut hati kaum milenial. Dia juga ingin lagu keroncong yang merupakan budaya bangsa Indonesia diterima oleh generasi muda. Karena itu, IUT dan tim manajemen merilis albumnya tak hanya dalam bentuk fisik, tapi juga ada versi digitalnya.
Indra Utami Tamsir atau akrab diakrab IUT adalah satu dari beberapa penyanyi keroncong yang masih eksis di Indonesia. Itu sebabnya, IUT merasa harus menjaga musik keroncong langgam Jawa agar tidak punah, terus bertahan di industri musik nasional, dan dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat terutama generasi milenial.
Sutra Dewangga adalah album kelima IUT setelah sebelumnya pernah merilis album Pengantin Agung (2012), Nggayuh Katresnan (2013), Wanita (2016), dan Mustika Indonesia (2018).
Dari sembilan lagu di album Sutra Dewangga, tujuh lagu liriknya ditulis sendiri oleh IUT. Sementara keseluruhan musiknya diaransemen oleh Budi L Tandang. Bersama Budi pula, kolaborasi mereka saat menelurkan album Nggayuh Katresnan diganjar AMI Award 2013, khususnya untuk IUT yang memperoleh penghargaan Penyanyi Keroncong Terbaik.
IUT bercerita, awalnya ia ingin memproduksi dua lagu saja tahun ini. Namun chemistry dari kolaborasinya dengan Budi ternyata mampu menghadirkan tujuh lagu baru lain sehingga total sembilan lagu ada dalam album Sutra Dewangga. Di antaranya Kayungyun, Kembang Impen, Cincin Emas, dan Ngelayun Esem yang notasi serta aransemennya ditulis oleh Budi.
Selain itu, ada juga lagu Embun Khayangan, Ngeronce Asmoro, Lintang Sore, Tembang Tresno, dan Pengen Nyanding. Lagu-lagu dalam album Sutra Dewangga itu menghadirkan nuansa yang baru, yakni bertempo lebih cepat dan ceria serta bercerita tentang perasaan bahagia saat jatuh cinta.
Menurut IUT, perilisan album ini terinspirasi dari keberhasilan lagu-lagu berbahasa daerah dalam merebut hati kaum milenial. Dia juga ingin lagu keroncong yang merupakan budaya bangsa Indonesia diterima oleh generasi muda. Karena itu, IUT dan tim manajemen merilis albumnya tak hanya dalam bentuk fisik, tapi juga ada versi digitalnya.
(tsa)